Risiko Sensitivitas Anak Terkena Alergi Orang Tua

Alergi atau kepekaan adalah respon sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat atau benda tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya. Kondisi ini cukup umum terjadi pada anak-anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan terdapat sekitar 20–45% anak di Indonesia yang menderita alergi.

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah sekelompok sel, jaringan, dan organ yang bekerja sama untuk melindungi tubuh dari penyakit dan infeksi. Normalnya, sistem imun hanya akan bereaksi saat tubuh terpapar zat atau mikroorganisme berbahaya, seperti virus, bakteri, atau parasit.

Pada anak yang menderita alergi , sistem kekebalan tubuhnya terlalu sensitif sehingga mudah bereaksi terhadap zat atau benda yang sebenarnya tidak berbahaya. Reaksi alergi ini dapat menyebabkan anak mengalami gejala alergi berupa ruam gatal, bersin, batuk, pilek, mata gatal, diare, atau bahkan sesak napas.

Ada banyak faktor pemicu alergi (alergen) pada anak. Salah satunya adalah makanan. Hal ini membuat anak yang memiliki alergi makanan tidak bisa makan makanan tertentu.

Alasan Meningkatnya Risiko Sensitivitas pada Anak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap anak memiliki risiko menderita alergi. Namun, risiko ini bisa meningkat jika anak sering terpapar debu atau polusi, tinggal di lingkungan yang kotor, memiliki berat badan berlebih , atau sering terkena infeksi.

Tak hanya itu, risiko anak menderita alergi juga bisa meningkat jika orang tuanya memiliki alergi atau sensitif. Jika hanya satu orang tua yang memiliki alergi, risiko anak untuk mengalami alergi sekitar 30–50%. Namun, jika kedua orang tua memiliki alergi, risiko anak mengembangkan kepekaan bisa mencapai 60-80%.

Meski alergi bisa diturunkan, bukan berarti anak pasti akan memiliki jenis alergi yang sama dengan orangtuanya. Zat yang memicu reaksi alergi pada anak mungkin berbeda dengan zat yang memicu reaksi alergi pada orang tuanya.

Penanganan Dini Anak Berisiko Alergi

Walaupun seorang anak memiliki resiko yang cukup tinggi untuk mengalami sensitivitas, misalnya karena orang tuanya juga menderita alergi, bukan berarti tidak bisa diobati.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko anak mengalami sensitivitas, yaitu:

1. Kenalkan alergen makanan sejak dini

Menurut penelitian, pengenalan dini makanan yang sering memicu reaksi alergi, seperti kacang tanah, susu sapi , atau ikan, dapat mengurangi risiko anak terkena alergi terhadap makanan tersebut. Namun, cara ini harus dilakukan dengan cara yang benar dan di bawah pengawasan dokter.

2. Jaga kebersihan rumah

Debu atau tungau pemicu alergi akan mudah ditemukan di bagian rumah yang kotor. Oleh karena itu, pastikan area yang sering ditempati anak, seperti ruang bermain, kamar tidur, dan tempat tidur tetap terjaga kebersihannya.

3. Hindarkan anak dari asap rokok

Asap rokok tidak hanya membuat anak rentan terhadap alergi, tetapi juga sejumlah gangguan pernapasan, seperti ISPA dan bronkitis. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang merokok, minta mereka untuk tidak merokok di dalam rumah dan berbenah terlebih dahulu saat ingin dekat dengan anaknya.

4. Berikan ASI eksklusif

ASI mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak serta memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Oleh karena itu pemberian ASI eksklusif pada bayi sangat dianjurkan.

Jika Bunda mengalami kesulitan menyusui atau menderita kondisi tertentu yang membuat ASI tidak dapat diberikan kepada Si Kecil, maka Bunda dapat memberinya susu formula.

Salah satu jenis susu formula yang bisa Bunda pilih jika Si Kecil berisiko mengalami sensitivitas adalah formula terhidrolisis sebagian (PHP) yang diperkaya dengan sinbiotik , yaitu kombinasi prebiotik FOS GOS dan probiotik. Bifidobacterium breve ( B.breve ) .

Susu formula dengan bahan-bahan tersebut telah terbukti secara klinis dapat mengurangi risiko timbulnya alergi pada anak.

Sampai saat ini alergi belum bisa disembuhkan. Namun, reaksi alergi dapat dicegah dan gejalanya dapat dikendalikan agar tidak mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Jika Si Kecil berisiko mengalami sensitivitas, Anda dapat membawanya ke dokter spesialis anak untuk dilakukan pemeriksaan alergi . Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah anak memiliki alergi atau berisiko untuk mengalami alergi, serta memastikan apa yang menjadi pemicunya.

Dengan mengetahui kemungkinan anak menderita kepekaan dan zat yang memicu kepekaan tersebut, orang tua dapat mencegah anaknya mengalami gangguan kesehatan akibat alergi, serta munculnya reaksi alergi yang parah atau anafilaksis yang dapat berakibat fatal .