Kista Endometriosis, Kenali Gejala dan Cara Mengobatinya

Kista Endometriosis, Kenali Gejala dan Cara Mengobatinya

Kista endometriosis dapat dialami oleh remaja atau wanita dewasa. Kondisi ini paling sering menimbulkan gejala berupa nyeri kram menstruasi, nyeri saat berhubungan, bahkan sulit hamil. Meski begitu, gejala kista endometriosis bisa diatasi dengan berbagai pengobatan.

Dinding rahim ditutupi oleh jaringan yang disebut endometrium . Kista endometriosis terjadi ketika jaringan tumbuh di luar rahim, misalnya di indung telur (ovarium), saluran tuba (tuba falopi), bahkan usus.

Selama menstruasi, endometrium biasanya luruh dan keluar dari rahim. Namun, pada kista endometriosis, jaringannya tidak luruh tetapi meradang sehingga menimbulkan rasa sakit di daerah tempatnya berada.

Kenali Gejala Kista Endometriosis

Kista endometriosis paling sering menyerang wanita berusia 25-40 tahun. Pertumbuhan jaringan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Berikut adalah beberapa gejalanya:

1. Dismenore

Dismenore adalah nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi. Sebenarnya hal ini cukup normal jika terjadi sesekali. Namun, jika nyeri tersebut selalu muncul setiap haid, sangat berat, atau hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu diwaspadai.

Selain menyebabkan nyeri hebat saat menstruasi, kista endometriosis juga dapat menimbulkan nyeri yang menjalar dari perut bagian bawah, seluruh area perut, punggung, dan anus.

2. Nyeri saat berhubungan seksual

Penderita kista endometriosis biasanya juga mengalami nyeri saat berhubungan seksual atau dispareunia . Kondisi ini membuat penderitanya merasakan nyeri hebat dan berulang di area genital, saat atau setelah berhubungan seks.

3. Sakit saat buang air besar

Kista endometriosis juga dapat menempel pada usus, sehingga penderitanya dapat mengalami konstipasi atau diare dan nyeri saat buang air besar. Gejala pada saluran cerna biasanya akan semakin parah saat menjelang haid atau saat haid.

4. Nyeri saat buang air kecil

Tak hanya nyeri saat buang air besar, kista endometriosis juga bisa membuat penderitanya mengalami nyeri saat buang air kecil. Meski jarang terjadi, pertumbuhan kista di kandung kemih bisa menyebabkan penderitanya sering buang air kecil, kencing berdarah atau hematuria , dan nyeri saat buang air kecil.

5. Jangka waktu yang lama

Pendarahan yang berlebihan juga merupakan salah satu gejala kista endometriosis. Dalam hal ini, penderita dapat mengalami masa haid yang lebih lama, volume darah yang lebih banyak, atau bahkan keduanya.

Selain itu, penderita kista endometriosis juga dapat mengalami perdarahan di antara periode menstruasi atau intermenstrual bleeding. Pendarahan ini biasanya ringan atau hanya bercak coklat .

6. Siklus menstruasi yang tidak teratur

Sebenarnya, setiap wanita memiliki durasi menstruasi yang berbeda-beda. Namun, jika masa haid Anda berlangsung lebih dari 7 hari atau disertai dengan pendarahan hebat sehingga Anda harus mengganti pembalut setiap satu jam sekali, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter karena dikhawatirkan ini merupakan gejala kista endometriosis.

7. Susah hamil

Sulit hamil bisa terjadi akibat kista endometriosis. Jika kista tumbuh di tuba falopi, keberadaannya dapat menghalangi jalan sel telur sehingga tidak sampai ke rahim.

Selain itu, kista endometriosis juga diduga dapat merusak sel telur yang telah dibuahi sehingga tidak sempat berkembang di dalam rahim. Namun, bukan berarti penderitanya tidak bisa hamil, karena pada banyak kasus wanita penderita kista endometriosis tetap bisa hamil dengan pengobatan dari dokter.

Cara Mengobati Kista Endometriosis

Penanganan penderita kista endometriosis biasanya bergantung pada beberapa faktor, yaitu usia, gejala, seberapa besar pengaruh kista terhadap ovarium, dan keinginan untuk memiliki anak.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengobati kista endometriosis:

Pereda nyeri

Dokter biasanya akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAID ) untuk mengurangi peradangan dan mengatasi nyeri. Biasanya jenis obat yang diberikan adalah ibuprofen untuk meredakan kram menstruasi yang dialami penderita.

Terapi hormon

Terapi hormon dapat memperlambat pertumbuhan dan mencegah pembentukan kista endometriosis baru. Beberapa terapi yang sering digunakan antara lain:

  • Kontrasepsi yang mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron, seperti pil KB dan suntik KB, untuk mengurangi gejala haid lama atau volume darah yang banyak
  • Gonadotropin -releasing hormone ( GnRH ) agonis dan antagonis, untuk menurunkan kadar estrogen dan mencegah menstruasi abnormal
  • Terapi hormon progestin, untuk meringankan tanda dan gejala kista endometriosis
  • aromatase , biasanya dikombinasikan dengan kontrasepsi progestin atau hormonal untuk mengurangi gejala yang muncul

Dokter akan menentukan pilihan terapi hormon sesuai dengan kebutuhan dan kondisi medis pasien. Obat-obatan ini pada dasarnya tidak dapat mengobati atau sepenuhnya menghilangkan kista endometriosis. Oleh karena itu, ada kemungkinan Anda akan mengalami gejala kembali setelah penggunaan obat dihentikan.

Laparoskopi

Jika Anda memiliki kista endometriosis yang disertai rasa nyeri dan tidak kunjung sembuh namun ingin menjalankan program kehamilan, operasi laparoskopi bisa menjadi pilihan pengobatan yang bisa dilakukan. Namun, cara ini cukup mahal.

Selama operasi, dokter bedah akan membuat sayatan kecil di perut, kemudian memasukkan selang tipis dengan lampu dan kamera untuk melihat lokasi kista.

Selanjutnya akan dibuat sayatan kecil lagi untuk memasukkan alat yang berfungsi mengeluarkan atau menggunakan panas untuk menghancurkan kista endometriosis.

Laparotomi

pada beberapa kasus, dokter perlu melakukan laparotomi untuk mengatasi kista endometriosis. Biaya menjalani prosedur laparotomi biasanya lebih terjangkau.

Namun berbeda dengan laparoskopi, pada metode pembedahan ini dokter akan membuat sayatan yang lebih besar di bagian perut untuk mengangkat jaringan endometrium.

Histerektomi

Histerektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim dan umumnya merupakan pilihan pengobatan terakhir. Tindakan ini biasanya dilakukan jika kasus kista endometriosis sudah parah atau jumlah jaringannya banyak dan menyebar.

Histerektomi biasanya lebih dianjurkan untuk wanita di atas usia 45 tahun atau yang telah memiliki banyak anak.

Terapi ini juga dapat menimbulkan efek samping, seperti menopause , vagina kering, hasrat seksual menurun, dan depresi atau kecemasan. Namun berbagai efek tersebut biasanya dapat dicegah dengan penanganan lebih lanjut yang akan diberikan oleh dokter.

Kista endometriosis harus ditangani sedini mungkin agar jaringan tidak bertambah parah dan merusak organ yang terkena. Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala seperti yang dijelaskan tadi agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.