Dada Sakit Saat Batuk, Kenali 7 Penyebab dan Cara Mudah Mengatasinya
Nyeri dada saat batuk adalah hal yang wajar, apalagi jika batuknya terus menerus. Gejala-gejala ini biasanya mereda saat penyakit yang mendasarinya sembuh. Namun nyeri dada saat batuk disertai gejala lain, seperti demam atau lendir berdarah, bisa jadi disebabkan oleh penyakit serius yang perlu ditangani.
Batuk adalah respons alami tubuh untuk membersihkan tenggorokan dan saluran udara dari kuman, debu, dan lendir, serta melindungi tenggorokan dan paru-paru dari iritasi. Batuk seringkali disertai dengan gejala lain, seperti nyeri dada.
Nyeri dada saat batuk umumnya dirasakan saat Anda batuk terus menerus atau batuk terlalu keras. Hal ini bisa terjadi karena paru-paru dan otot dada menegang, sehingga nyeri dada saat batuk pun tidak bisa dihindari.
Rasa sakit atau nyeri yang ditimbulkan pun bervariasi, bisa ringan, sedang, hingga berat sehingga bisa mengganggu aktivitas penderitanya.
Penyebab Nyeri Dada Saat Batuk
Penyebab nyeri dada saat batuk memang sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan pada saluran pernapasan dan paru-paru, namun bisa juga dipicu oleh hal lain. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa penyebab nyeri dada saat batuk:
1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronik ( PPOK ), seperti emfisema dan bronkitis kronis, ditandai dengan keluhan sesak napas. Namun, penderita juga dapat mengalami nyeri dada saat batuk akibat radang paru-paru yang menyebabkan produksi lendir meningkat.
PPOK dapat menyebabkan kerusakan paru permanen, sehingga tidak dapat disembuhkan secara total. Oleh karena itu, penderita perlu menjaga kesehatan dan rutin minum obat agar lebih nyaman beraktivitas.
2. Flu
Nyeri dada saat batuk bisa disebabkan oleh flu atau influenza . Kondisi ini dapat menyebabkan batuk terus menerus sehingga menimbulkan keluhan nyeri di dada saat batuk.
Namun nyeri dada yang terjadi saat batuk biasanya akan mereda setelah batuk mulai berkurang intensitasnya. Selain menimbulkan keluhan batuk dan nyeri dada, flu juga bisa membuat penderitanya mengalami demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, pilek, sakit kepala, dan mudah lelah.
Flu umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, misalnya menjalani kemoterapi atau menderita diabetes parah, bisa mengalami komplikasi serius, seperti infeksi paru-paru dan kesulitan bernapas.
3.Asma _
Saat serangan asma terjadi, saluran udara di dada meradang, membengkak dan menyempit sehingga menimbulkan rasa tertekan di area dada.
Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan batuk terus-menerus, nyeri dada, bahkan kesulitan bernapas. Selain itu, asma juga sering disertai gejala lain, seperti napas cepat, mengi , dan sulit tidur. Saat serangan asma terjadi, penderitanya perlu segera dibawa ke IGD rumah sakit agar tidak mengalami gagal napas.
Penyebab asma sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa hal dapat memicu kekambuhan asma, seperti paparan asap rokok, serbuk sari, bulu binatang, udara dingin, dan infeksi virus.
4. Pneumonia
Pneumonia terjadi ketika paru-paru meradang karena penyakit infeksi, salah satunya adalah tuberkulosis . Pneumonia dapat membuat paru-paru terisi cairan atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya batuk.
Batuk merupakan respon tubuh untuk menghilangkan agen infeksius dan dahak. Namun, batuk yang dialami penderita pneumonia dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan terjadi terus menerus, sehingga dada terasa sakit.
Selain menimbulkan keluhan batuk disertai nyeri dada, pneumonia juga menyebabkan demam tinggi, nyeri otot , mudah lelah, sesak napas, bahkan penurunan kesadaran sehingga perlu diberikan penanganan medis.
5. Bronkitis akut
Penderita bronkitis akut juga dapat mengeluhkan nyeri dada saat batuk. Hal ini dikarenakan peradangan atau iritasi yang terjadi pada bronkus dapat membuat batuk terjadi secara berulang atau terus menerus. Efeknya, keluhan nyeri dada saat batuk tak bisa dihindari.
Selain batuk, bronkitis akut juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti sesak napas, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan punggung, demam, serta mata berair . Gejala bronkitis akut biasanya berlangsung hingga 2 minggu, namun perokok mungkin mengalami gejala lebih lama saat terkena penyakit ini.
6. Pleuritis
Pleuritis terjadi ketika pleura atau selaput organ paru-paru mengalami peradangan akibat beberapa hal, dan yang paling umum adalah infeksi virus atau bakteri.
Gejala khas penyakit ini adalah nyeri dada yang terasa begitu nyeri saat menarik napas panjang atau saat batuk, bersin, dan beraktivitas. Selain nyeri dada, radang selaput dada juga ditandai dengan gejala lain, seperti sesak napas dan demam.
7. Perikarditis
Nyeri dada yang semakin parah saat batuk juga bisa disebabkan oleh perikarditis . Penyakit ini terjadi ketika jaringan atau kantung yang melapisi jantung (perikardium) mengalami peradangan. Gejala utamanya adalah nyeri seperti ditusuk-tusuk dan disertai sesak napas, demam, atau cepat lelah.
Penyebab perikarditis sendiri beragam, mulai dari infeksi bakteri, virus, jamur, hingga penyakit tertentu seperti lupus dan gagal ginjal.
Selain disebabkan oleh berbagai kondisi di atas, keluhan nyeri dada saat batuk juga erat kaitannya dengan penyakit lain, seperti penyakit asam lambung (GERD), penumpukan cairan di rongga penutup paru (pleura), pneumotoraks, emboli paru . , dan kanker paru-paru .
Itulah berbagai penyebab nyeri dada saat batuk yang perlu Anda ketahui. Sebagai penanganan awal saat mengalami batuk disertai nyeri dada, Anda dapat melakukan beberapa penanganan di rumah, seperti:
- Minumlah air hangat untuk meredakan sakit tenggorokan dan mengurangi intensitas batuk.
- Campurkan madu dengan air hangat karena madu dapat meredakan batuk dan radang.
- Hirup uap dari air hangat yang dituangkan ke dalam baskom selama beberapa menit.
- Gunakan humidifier di ruangan ber-AC jika memungkinkan agar kelembapan ruangan tetap terjaga dan lendir di tenggorokan bisa lebih encer.
- Mandi air hangat untuk menurunkan demam dan mengencerkan dahak saat batuk.
- Hindari paparan asap rokok dan asap mobil karena dapat memperparah batuk dan nyeri dada.
- Mengisap permen tenggorokan untuk mengurangi iritasi sehingga batuk mereda.
- Minumlah obat batuk yang dijual di apotik dan minumlah sesuai dengan petunjuk pada kemasannya.
Sakit dada saat batuk seringkali tidak memerlukan penanganan khusus karena akan mereda dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, jangan anggap remeh keluhan ini karena bisa juga merupakan gejala penyakit serius yang memerlukan penanganan medis.
Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter jika keluhan nyeri dada saat batuk tidak tertangani setelah Anda melakukan pengobatan di rumah. Apalagi jika nyeri yang ditimbulkan sangat mengganggu atau disertai gejala lain, seperti demam tinggi, sesak napas, penurunan kesadaran, atau batuk darah.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pasti nyeri dada Anda saat batuk dan memberikan penanganan yang sesuai.